Saturday, December 22, 2012

Memang Harusnya Begitu (Aku dan Tuhanku)

Irama tak bernada dari gemericiknya
Mencekatku dalam harmoni penciptanya
Kini, hanya aku dan Dia
Malu itu mengabut tak mampu ku menutup
Malu karna tlah lalai memuliakan-Nya
Tenggelam kelam dalam euforia alam semu

Ijinkan lenganku merengkuhMu
Ijinkan tanganku menggores namaMu di setiap sudut otakku
Meramu agung namaMu di relung hati dan aliran nadiku
Kini, hanya aku dan Engkau
Sesalku masih tak bermuara
Terus berotasi di sela fikirku
Bahkan retorikaku terdengar kaku membeku
Saat mulut ini tak mampu berkomentar
Jiwaku mati menanti arti
Terkesiap dalam harap-harap senyap

Kini, hanya aku dan Tuhanku
Khilaf merasuk syaraf memohon maaf
Mengais asa dalam bayang paradigma
Seharusnya, memang hanya aku dan Tuhanku
Kudekap kuat sunyi ini bersamaMu
Layaknya frase yang kuat terikat
Ibarat atom yang saling bereaksi
Karena memang harusnya begitu,                                   
Hanya aku dan Tuhanku 



kelas bahasa indonesia 30-11-12